MTS Kita Bersama

MTS Kita Bersama
Hanya dengan semangat dan kerja keras, Kita bisa memajukan Madarasah Kita yang tercinta ini

Selasa, 12 Juli 2011

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR AKTIF


PROPOSAL
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR AKTIF (ACTIVE LEARNING STRATEGY) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 BABAT









Oleh:
NIK ‘ ATIN
NIM: 2007875



FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2011

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan kian hari kian cepat. Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini adalah pembangunan nasional. Ada banyak pengaruh yang memberikan arah kepada pembangunan nasional. Pengaruh yang sangat menonjol berasal dari penerapan ilmu dan teknologi. Seirama dengan perkembangan itu, tidak hanya terjadi pembenturan dan pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat, tetapi bahkan terjadi pula perubahan-perubahan nilai.
Fenomena empirik menunjukkan bahwa pada saat ini di Indonesia terdapat banyak kasus kenakalan dikalangan para pelajar, diantaranya isu perkelahian pelajar, tindak kekerasan, premanisme, konsumsi narkoba dan minuman keras, pemerkosaan, pembunuhan, kurangnya etika berlalu lintas, dan kriminalitas-kriminalitas lain yang semakin hari semakin meningkat dan semakin kompleks telah mewarnai halaman surat kabar dan media massa.
Timbulnya kasus-kasus tersebut memang bukanlah semata-mata karena kegagalan pendidikan Agama di sekolah, tetapi bagaimana semua itu dapat digerakkan oleh pemerintah, masyarakat, dan sekolah dalam hal ini adalah guru agama untuk mencermati kembali dan mencari solusi lewat pengembangan metodologi pendidikan agama untuk tidak hanya berjalan secara konvensional-tradisional dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang telah mempengaruhi banyak para pelajar sehingga mereka berprilaku seperti itu.
Pendidikan pada hakikatnya adalah “usaha sadar membudayakan manusia atau memanusiakan manusiaI”. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari secara tuntas” (Sujana, 1989: 1). Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai, sebab hakekat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupannya. Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan, namun tidaklah berarti pendidikan harus berjalan secara konvensional dan tradisional.
Pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk religius. Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membimbing, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi.
Inilah hakikat pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia. Sebagai ujung tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar. Kemampuan tersebut tercermin dalam kompetensi guru. Sebagai pengajar paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkannya dan terampil dalam hal cara mengajarkannya. Bahan yang harus diajarkan oleh guru tercermin dalam kurikulum (program belajar bagi siswa), sedangkan cara mengajarkan bahan tercermin atau berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar terjadi manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru memerankan fungsi sebagai pengajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Keterpaduan kedua fungsi tersebut mengacu kepada tujuan yang sama, yakni “memanusiakan siswa yang secara operasional tercermin dalam tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran (instruksional)” (Sujana, 1989: 2), yang sekarang dikenal dengan istilah standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil belajar.
Belajar-mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang saksama dan sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis. Perencanaan tersebut dibuat oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar yang disebut dengan rancangan/skenario pembelajaran (RPP) dan silabus.
Demikianlah, dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah yang sistematis sehingga mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Langkah yang sistematis dalam proses belajar mengajar merupakan bagian penting dari strategi mengajar, yakni usaha guru dalam mengatur dan menggunakan variabel-variabel pengajaran agar mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Upaya pengembangan strategi mengajar bertolak dari pengertian mengajar adalah “sebagai upaya memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar. ‘Teaching is the guidance of learning activities’” (Sujana, 1989: 3). Pandangan atau pengertian mengajar tersebut pada hakikatnya adalah memberi tekanan kepada optimalnya kegiatan belajar siswa. Dengan perkataan lain, mengajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil (by produc), tetapi juga berorientasi kepada proses (by process) dengan harapan, makin tinggi proses makin tinggi pula hasil yang dicapai.
Atas dasar pemikiran tersebut maka tidak ada pilihan lain, upaya pengembangan strategi mengajar harus diarahkan kepada keaktifan optimal belajar siswa. Dalam istilah lain, harus mengembangkan strategi pembelajaran aktif yang sekarang terkenal dengan istilah strategi belajar aktif (active learning strategy).
Joni (dalam Sukandi, 2003: 2) mengungkapkan bahwa “upaya penyebarluasan penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) di Indonesia, atau ketika itu dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), sudah dimulai sejak tahun 1978 melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)”. Kemudian lebih lanjut lagi, Joni (dalam Sukandi, 2003: 2) mengatakan bahwa:
Upaya ini dilakukan dengan cara menatarkan tehnik dan strategi pelaksanaan CBSA kepada tujuh ribu pendidik guru ( lima ribu guru SPG dan dua ribu dosen IKIP/FKIP) dengan harapan mereka akan menyebarkan gagasan pembaharuan ini ketingkat sekolah melalui para lulusannya. Namun kenyataannya, upaya ini kurang menunjukkan dampak yang nyata di sekolah-sekolah.
Diantara metode-metode yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, misalnya adalah: resitasi, kerja kelompok, debat, diskusi, studi kasus, problem solving, tanya jawab, modeling, bermain peran dan lain sebagainya, yang kesemua metode-metode ini terangkum menjadi satu yang dinamakan dengan istilah pendekatan belajar aktif (Active Learning Strategy).   
 B.     Identifikasi Masalah
Dari uraian yang kami sebujtkan diatas maka penulis dapat memberikan identifikasi masalah sebagai berikut :
Ø  Jenis metode active learning strategy yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Babat
Ø  Penerapan metode tersebut dalam kegiatan belajar mengajar
Ø  Serta efektifitasnya terhadap peningkatan prestasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan Agama Islam


C.    Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah-fahaman serta pembahasan yang melebar dalam memahami hasil penelitian ini, maka penulis memberikan batasan penelitian pada aspek tertentu yakni efektifitas serta Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi belajar aktif (active learning strategy) dalam peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 2 Babat
 D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut :
Apakah di SMP Negeri 2 Babat sudah diterapkan Strategi belajar aktif (active learning strategy)
1.      Sampai dimana  efektifitas Penerapan Strategi belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat ?
2.      Apa Saja Faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat ?
 E.     Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah agar :
  1. Memiliki gambaran tentang efektifitas penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Babat.
  2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMP SMP Negeri 2 Babat
 F.     Kegunaan Penelitian
Manfaat diadakan penelitian ini adalah :
  1. Merupakan suatu sumbangan pemikiran bagi lembaga sekolah mengenai bagaimana strategi-strategi yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah.
  2. Sebagai bahan informasi bagi guru/pendidik, tentang keberadaan strategi/sistem yang digunakan dalam belajar-mengajar.
  3. Sebagai bekal tambahan wawasan keilmuan bagi peneliti
G.    Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam penulisan penelitian ini, berikut dijelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan. Kata kunci tersebut antara lain : Strategi (Strategy), Belajar Aktif (Active Learning), prestasi belajar dan Pendidikan Agama Islam.
Definisi operasional variabel
  • Strategi (Strategy) yang dimaksud adalah tehnik, cara atau pola umum kegiatan guru-murid dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
  • Sedangkan yang dimaksud dengan Belajar Aktif (Active Learning) adalah: belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa dan guru seoptimal mungkin sesuai dengan peran mereka masing-masing, dimana siswa aktif dalam belajar dan guru aktif dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.
  • Prestasi belajar adalah meningkatnya hasil belajar serta pemahaman para anak didik atas materi yang disampaikan oleh para guru yang di buktikan dengan pengujian dan data statistic dari hasil nilai ujian atau tes para anak didik.
  • Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah: ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (PAI) di tingkat SMP meliputi lima unsur, yaitu: al-Quran / hadist, keimanan, fiqih dan bimbingan ibadah, akhlaq, dan tarikh. Yang mana lima unsure tersebut sudah melebur menjadi satu dan dinamakan dengan materi Pendidikan Agama Islam (PAI)
H.    Hipotesis
Hipotesis secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata   hypo dan kata  thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi  hypothesis dan penyebutan dalam  dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna[1]. Dan terdapat hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis alternatif (Ha), adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.
b. Hipotesis nihil (Ho), Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan 
metode active learning terhadap motivasi belajar siswa. Adapun hipotesa dalam penelitian ini peneliti merumuskan sebagai berikut :
a.       Hipotesis kerja Alternative (Ha) : Ada pengaruh positif dalam penggunaan strategi belajar aktif (active learning strategy) terhadap prestasi belajar PAI di SMP NEGERI 2 BABAT
b.      Hipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh positif dalam penggunaan strategi belajar aktif (active learning strategy) terhadap prestasi belajar PAI di SMP NEGERI 2 BABAT
I.                   Metodologi Penelitian
a.       Akurasi Penelitian
b.      Subyek Penelitian
1.      Populasi
Menurut Sutrisno Hadi Populasi adalah penduduk yang di maksudkan untuk diselidiki .Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Babat. YANG BERJUMLAH 280 SISWA
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari individu yang menjadi obyek penelitian, sedangkan sample dalam penelitian ini adalah 25% dari jumlah populasi yaitu 70 siswa. Pertimbangannya adalah menurut pendapat Suharsimi Arikunto :
“Untuk sekedar ancer –ancer ,maka apabila subyeknya kurang 100 responden lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”
3.      Teknik sampling
Dalam penelitian ini menggunakan probability (random sampling) yaitu tekhnik sampling yang memberikan kemungkinan yang sama bagi unsure dalam poulasi yang dipilih. Menurut sutrisno hadi, random sampling adalah pengambilan sample secara random atau tanpa pandang bulu. Tekhnik random ini adalah bukanlah suatu tekhnik sembarangan seperti pendapat beberapa orang yang belum mempelajari dasarnya. Random sampling bertitik tolak pada prinsip matematik yang kokoh karena teruji dalam praktek.
4.      instrument Penelitian
instrument penelitian adalah alat pengumpul data atau cara pengambilan data dilapangan. Data yang peneliti kumpulkan untuk membuktikan adanya pengaruh penggunaan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Smp Negeri 2 Babat adalah sebagai berikut :



Interview
Metode interview adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data (dalam hal ini individu yang bersangkutan) melalui dialog (tanya jawab) secara lisan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hadi (2000: 192) bahwa “interview sebagai proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu menghadap yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya”.
Responden-responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, antara lain:
·         Kepala Sekolah SMP Negeri 2 babat ,
·         Waka kurikulum SMP Negeri 2 babat
·         Guru agama SMP Negeri Negeri 2 babat
·         Observasi langsung dan pengambilan data dari lapanngan
Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hadi (2000: 136) bahwa ”metode observasi biasa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sisitematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas, observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jalan menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti, dengan cara mendatangi langsung lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 2 Babat untuk memperhatikan jalannya kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam melalui penggunaan pendekatan belajar aktif (active learning strategy).
Selain itu, metode observasi juga bisa digunakan untuk mengamati kondisi bangunan sekolahan, sarana dan prasarana sekolahan.
Dokumentasi
Menurut Arikunto (1991: 188) metode dokumentasi adalah “mencari data-data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya”.
Metode dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara meneliti terhadap buku-buku, catatan, atau arsip tentang suatu masalah yang berhubungan dengan penelitian. Misalkan tentang konsep pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam proses belajar mengajar dan penerapannya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ditingkat SMP, serta hal-hal lainnya yang ada hubungannya dengan tujuan penelitian.
Metode ini juga berguna untuk mengetahui tentang keberadaan sekolah misalkan struktur oganisasi, tugas dan fungsi pengelola, fasilitas, sarana dan prasarana, keadaan guru, staf, karyawan dan para siswa SMP Negeri 2 babat dengan jalan melihat dokumentasi sekolah
 5 .Analisa Data
Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisisnya digunakan tehnik analisis deskriptif, artinya peneliti berupaya menggambarkan kembali data-data yang telah terkumpul mengenai penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dan faktor-faktor pendukung serta penghambatnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 babat.
Sebagaimana pandangan Surakhmad (1994: 139) bahwa tehnik analisis deskriptif adalah:
Cara menentukan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan dan sikap yang tampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang sedang muncul, kecenderungan yang sedang menampak, pertentangan yang sedang meruncing dan sebagainya”.
Sedangkan Huberman (1992: 16) menyatakan bahwa: “Tehnik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi.”


  • Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang efektifitas penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam penerapan tersebut.
Peneliti menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan rumus :

Penelitian ini diarahkan pada proses belajar mengajar dikelas serta hasil belajar para siswa khususnya dalam kaitannya dengan strategi guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di dalam kelas dengan menggunakan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) di SMP Negeri 2 Babat


      • Pengumpulan data
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah:
    1. Wawancara dengan Kepala SMP Negeri 2 Babat.
    2. Wawancara dengan Waka Kurikulum SMP Negeri 2 Babat.
    3. Wawancara dengan Guru Agama SMP Negeri 2 Babat.
    4. Observasi langsung dan pengambilan data dari lapangan.
    5. Menelaah teori-teori yang relevan
ü  Mengidentifikasi Data
Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara dan observasi diidentifikasikan agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
ü  Tahap Ahkir Penelitian
  • Menyajikan data dalam bentuk deskripsi.
  • Menganalisa data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
 J.      Sistematika Pembahasan
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membagi menjadi lima bab yang susunan operasionalnya berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab Pertama, memaparkan tentang Latar Belakang masalah,Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi operasional dan Sistematika Pembahasan.
   Bab Kedua,
  1. STRATEGI BELAJAR AKTIF (ACTIVE LEARNING STRATEGY)
    1. Pengertian Active learning
    2. model pembelajaran Active learning
    3. Aplikasi Active learning dalam Pembelajaran
  2. PRESTASI BELAJAR
    1. Pengertian prestasi belajar
    2.  
  3. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR AKTIF (ACTIVE LEARNING STRATEGY) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 BABAT
Bab Ketiga, Metodologi penelitian

 Bab Keempat, menjelaskan tentang kajian empiris yang berupa laporan hasil penelitian yaitu penyajian data dan analisis data yang berkaitan dengan efgektifitas strategi belajar aktif terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Babat.
Selanjutnya pada Bab Kelima merupakan kesimpulan dan saran-saran dari peneliti guna mengembangkan model kegiatan pondok Ramadhan di sekolah umum
Dan yang terakhir adalah lampiran lampiran yang berisikan data data serta notulen wawancara yang kami rangkum sebagai bahan penelitian serta kesimpulan yang ada pada skripsi ini



DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Miles, Matthew B. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan: Tjetjep R. R. Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung IKIP: CV Remaja Karya.
Sudjana, Nana. 1996. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sukandi, Ujang. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagaimana. Surabaya: Duta Graha Pustaka.
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tehnik (Edisi Ketujuh, disempurnakan). Bandung: Tarsito.


Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 197
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2009), cet XXIII, hlm. 236
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm. 29
Lexy J. Moeleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), cet. XXVI, hlm. 9-10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia, Edisi Revisi, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2006), cet. XIII, hlm. 114
Sumardi Suryosubroto, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1983), hlm. 83
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. XIII, hlm. 99
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 26, hlm. 224
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Dilengkapi Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. 4, hlm. 67
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta, 2004), cet. IV, hlm. 39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Edisi Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. XII, hlm. 229
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Dilengkapi Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. 4, hlm. 82
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1994), cet. XXVII, hlm. 42.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII., hlm.141
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1990), hlm. 103
Lexy. J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Rosdakarya, 2009), cet. XXVI, hlm. 330


[1] Bungin M Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana, 2006) hlm 75

1 komentar:

Endah Triana mengatakan...

ada contoh yang biologi tdk?